bintang kecilku
Bintang Kecil
Senja mulai menyeruak . Berontakangkasa dengan ukiran
jingganya. Matahari melemah, tuun meninggalkan cahaya terakhirnya. Awan putih
perlahan terbungkus kabut malam. Kelam, ganti suasana malam.
mungkin bisa dibilang akrab. Setiap sore, sebelum
senja datang membutakan mataku, aku selalu mengajaknya pergi ke balkon. Kami
duduk bersama dalam satu meja. Memandang hilir mudik pemuda kota yang selalu
disibukkan oleh pekerjaanya. Ia tersenyum,ketika ingin meniupkan pesan lembut
untuk kami berdua. Kupandang wajahnya yang bersinar terkena cahaya jingga,
masih canggung yang kurasa. Siapa dia
sebenarnya? Bibirku selalu terkatup ketika akan bertanya perihal itu. Kala
pikiranku disibukkan pertanyaan buntu,tiba-tiba ia menepuk pundakku. “Dek,nanti
sehabis kamu makan malam, kita kebalkon lagi, ya. Ada sesuatu yang ingin
kutunjukkan . “katanya dengan kata berharap. Kulengkung senyum lalu ku jawab
dengan anggukkan Tak terasa,seminggu berlalu sudah. Menapaki jalan hidupku yang
belum tearah. Canggung rasanya. Jujur saja, aku tak mengenalnya tapi dia sudah
seperti mengenalku sangat lama.. Percakapa kami pun ditutup oleh tirai malam
lantas aku melantas pergi. Ia msih disana, merasakan anging yang kini membelai
rambutnya.
“Yana, ayo sini. Makan malam sudah siap!!” Panggilan
bunda membuyarkan lamunanku segera,kususul panggilan itu. Ah, iya ! aku baru
ingat. Bukannya saat di balkon tadi ia kembali memintaku kembali kesana setelah
makan malam? Mataku berbinar, kupercepat langkahku menuju meja makan.dengan
heran,bunda menatap langkahku yang tak biasa. Memang, tak biasanya aku makan
secepat ini tapi bunda tetap tenang dan tak menghujamku dengan beberapa
pertanyaan. Ia tentu sudah mengerti pasti ada sesuatu yang direncanakan oleh
puterinya ini.
Ah, usai sudah makan malam. Kukenakan jakect putih
lalu segera pergi ke balkon. Ya, kutahu dia tak akan ingkar dengan ucapannya
sendiri. kulihat dirinya masih mematung di tempat yang sama
“ehm.... apakah aku terlambat ? “ ucapku penuh
kesanggupan “tidak, kemarilah. Dekatlah denganku . “ jawabnya singkat tanpa
memalingkan wajahnya ke arahku. Ia terus menatap langit, sesekali pipinya
memerah saat senyuman. Ku alun langkah pelan mendekatinya. Lalu ia meraih
tanganku, mengajakku berjejer disampingnya. “ada yang ingin aku katakan padamu
ada apa?“
“kumohon, jangan pernah kau lupakan kataku ini, Dek..
berjanjiah”
“iya, aku janji” sunyi tiba-tiba menyelingi percakapan
kami ia menundukkan wajah memejamkan matannya sejenak. Berulang kali ia trik
lepas nafasnya yang memberat. Sesaat itu, mulutnya bersiap mengawali ucapan.
abimanyu mahendra m.d.
Komentar
Posting Komentar