TRASPORTASI PADA MANUSIA
2. Sistem Transportasi pada Manusia
Sistem transportasi pada tubuh manusia berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, karbondioksida serta sisa metabolisme. Proses ini berlangsung terus menerus selama kehidupan manusia. Bagaimanakah sistem transportasi tersebut berlangsung di dalam tubuh?
a. Darah
Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). Kurang lebih 55% bagian dari darah adalah plasma.
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sistem transportasi pada tubuh manusia berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, karbondioksida serta sisa metabolisme. Proses ini berlangsung terus menerus selama kehidupan manusia. Bagaimanakah sistem transportasi tersebut berlangsung di dalam tubuh?
a. Darah
Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). Kurang lebih 55% bagian dari darah adalah plasma.
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung
(bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Eritrosit berfungsi untuk
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Oleh karena itu,
jenis sel darah ini yang paling banyak terdapat dalam darah. Satu milimeter
kubik darah (lebih kurang sekitar satu tetes) terdiri atas lima juta lebih sel
darah merah. Warna merah pada darah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel
darah merah. Hemoglobin atau zat warna darah merupakan suatu protein yang
mengandung unsur besi. Fungsi hemoglobin mengikat oksigen dan membentuk
oksihemoglobin. Oksigen diangkut dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh sel
tubuh. Hemoglobin yang mengikat oksigen (oksihemoglobin) berwarna merah cerah,
sedangkan hemoglobin yang masih mengikat karbondioksida berwarna merah tua
keunguan. Berikut ini reaksi kimia pengikatan oksigen oleh hemoglobin.
Melalui peredaran darah, oksihemoglobin akan beredar ke seluruh
sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh, akan terjadi reaksi pelepasan
oksigen dari hemoglobin ke sel yang kekurangan oksigen. Oksigen masuk ke dalam
sel melalui proses difusi. Selama perkembangan janin dalam kandungan, sel darah
merah dibentuk dalam hati dan limpa. Sel darah merah berusia sekitar 120 hari.
Sel yang telah tua akan dihancurkan di hati dan limpa. Selanjutnya, di dalam
hati, hemoglobin diubah dan dijadikan pigmen (pigmen empedu).
2) Sel Darah Putih (Leukosit)
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel. Jumlah sel darah putih juga tidak sebanyak jumlah sel darah merah. Setiap satu milimeter kubik darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih.
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel. Jumlah sel darah putih juga tidak sebanyak jumlah sel darah merah. Setiap satu milimeter kubik darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih.
Fungsi utama sel darah putih adalah melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Jika jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel per cc darah, maka disebut sebagai kondisi leukopeni. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per cc), maka disebut leukositosis.
Berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma, leukosit dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Sebaliknya, agranulosit tidak mempunyai granula. Leukosit jenis granulosit terdiri atas eosinofil, basofil, dan netrofil. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit.
Jenis sel darah putih
|
Bentuk sel
|
Karakteristik
|
|
Granulosit
|
Eusinofil
|
Mengandung granula
berwarna merah. Berfungsi pada reaksi alergi, terutama infeksi cacing.
|
|
Basofil
|
Mengandung granula
berwarna biru. Berfungsi pada reaksi alergi.
|
||
Netrofil
|
Disebut juga sel-sel
PMN (Poly Morpho Nuclear). Berfungsi sebagai fagosit (menyerang
patogen).
|
||
Agranulosit
|
Limfosit
|
Terdiri atas dua
jenis, yaitu sel T dan sel B. Keduanya berfungsi untuk imunitas dan kekebalan
tubuh.
|
|
Monosit
|
Leukosit yang
berukuran paling besar. Berfungsi mencerna selsel yang mati atau rusak dan
memberikan perlawanan imunologis atau kekebalan
|
3) Keping Darah (Trombosit)
Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan
memanjang. Trombosit tidak berinti sel dan bergranula. Jumlah sel
keping darah atau trombosit pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per
cc. Umur dari keping darah sangat singkat, yaitu 5 sampai dengan 9 hari.
Trombosit/keping darah berperan dalam proses pembekuan
darah. Keping darah sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka,
sehingga tidak heran jika ada yang menyebut keping darah dengan sel darah
pembeku. Sesaat setelah terluka, trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan
permukaan kasar dari pembuluh darah yang terluka. Di dalam trombosit terdapat
enzim trombokinase atau tromboplastin. Enzim tromboplastin akan mengubah
protein yang disebut protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh
ion kalsium dan vitamin K dalam darah. Trombin akan mengubah fibrinogen
(protein darah) menjadi benang-benang fibrin. Benangbenang fibrin ini akan
membentuk jaring-jaring di sekitar sel-sel darah, sehingga luka tertutup dan
darah tidak menetes lagi.
4) Plasma Darah
Plasma darah merupakan cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air (92%). Selain itu, dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yang terdiri atas albumin, fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).
Plasma darah merupakan cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air (92%). Selain itu, dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yang terdiri atas albumin, fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).
b. Organ Peredaran Darah
Di dalam tubuh, darah mengalir untuk mengedarkan oksigen dan
sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh. Darah dapat mengalir ke seluruh
tubuh karena di dalam tubuh kita terdapat alat atau organ yang dapat
mengedarkan darah ke seluruh tubuh yaitu jantung.
1) Jantung
Jantung merupakan salah satu organ peredaran darah yang penting
bagi tubuh manusia. Jantung berfungsi memompa darah, sehingga darah dapat
diedarkan ke seluruh tubuh. Meskipun kerja jantung sangat berat, tetapi jantung
bukanlah organ yang ukurannya sangat besar. Besar jantung manusia kira-kira
sebesar sekepalan tangan.
Jantung terdiri atas 4 ruangan, yaitu serambi (atrium) kiri,
serambi kanan, bilik (ventrikel) kiri, dan bilik kanan. Serambi jantung berada
di sebelah atas, sedangkan bilik jantung di sebelah bawah. Antara serambi kiri
dan bilik kiri terdapat dua buah katup yang disebut bikuspidalis.
Antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat tiga buah katup yang disebut trikuspidalis. Katup-katup tersebut berfungsi menjaga agar darah dari bilik tidak kembali ke serambi. Dinding jantung di bagian bilik kiri lebih tebal karena bilik kiri berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah. Selanjutnya, otot-otot jantung berkontraksi dan memompa darah keluar ruang jantung. Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, begitu juga kedua bilik akan mengendur dan berkontraksi secara bersama-sama.
Darah yang mengandung banyak karbondioksida dari seluruh tubuh
mengalir melalui dua pembuluh darah vena besar (vena kava) menuju serambi
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, akan di dorong ke bilik kanan. Darah
dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis
menuju paru-paru.
Darah yang mengandung banyak oksigen mengalir melalui pembuluh
darah yang disebut vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah yang
terjadi di antara bagian kanan jantung, paru-paru, dan atrium kiri disebut
sirkulasi pulmoner atau peredaran darah kecil. Darah dalam serambi kiri akan
didorong menuju bilik kiri. Selanjutnya, darah yang mengandung banyak oksigen
ini dipompa melewati katup aorta yang masuk ke dalam pembuluh darah yang disebut
aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Kemudian, darah kaya oksigen ini diedarkan
ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
2) Pembuluh Darah
Pembuluh darah dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke dalam jantung. Arteri berisi darah yang mengandung banyak oksigen, kecuali arteri paru-paru. Vena berisi darah yang mengandung sedikit oksigen, kecuali yang berasal dari paru-paru. Ujung arteri dan vena bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler menghubungkan arteri dan vena dengan sel-sel tubuh.
Pembuluh darah dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena). Arteri merupakan pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar jantung, sedangkan vena mengalirkan darah masuk ke dalam jantung. Arteri berisi darah yang mengandung banyak oksigen, kecuali arteri paru-paru. Vena berisi darah yang mengandung sedikit oksigen, kecuali yang berasal dari paru-paru. Ujung arteri dan vena bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang disebut pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler menghubungkan arteri dan vena dengan sel-sel tubuh.
Lalu
apakah perbedaan antara pembuluh arteri dan vena? Perhatikan tabel berikut;
Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena
Pembeda
|
Pembuluh Nadi (arteri)
|
Pembuluh Balik(vena)
|
Tempat
|
Agak tersembunyi
didalam tubuh
|
Dekat dengan
permukaan
tubuh, tampak
kebiru-biruan
|
Dinding pembuluh
|
Tebal, kuat, elastis
|
Tipis dan tidak
elastis
|
Aliran darah
|
Meninggalkan jantung
|
Menuju jantung
|
Denyut
|
Terasa
|
Tidak terasa
|
Katup
|
Satu pada pangkal
jantung
|
Banyak di sepanjang
pembuluh
|
Darah yang keluar
dari pembuluh
|
Darah memancar
|
Darah tidak memancar
|
c. Sistem Peredaran Darah Manusia
Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup karena
darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap beredar, darah melalui
jantung dua kali sehingga disebut peredaran darah ganda. Pada peredaran darah
ganda tersebut dikenal peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
1)
Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil merupakan peredaran darah yang dimulai
dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali lagi ke jantung.
2) Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung lagi.
Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung lagi.
d. Aliran dan Tekanan Darah
Pada saat jantung memompa darah, terdapat tekanan darah yang
diperlukan untuk mendorong darah dalam pembuluh darah. Dengan demikian, darah
akan dapat diedarkan ke seluruh tubuh. Tekanan darah diukur dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama sphygmomanometer, ada pula yang menyebutnya dengan
tensimeter. Tekanan darah diukur di dalam pembuluh nadi besar yang biasanya
dilakukan di tangan bagian lengan atas. Hasil pengukurannya terdiri atas dua
angka, biasanya 120 sampai 80. Angka pertama menunjukkan tekanan saat bilik
berkontraksi dan darah ditekan keluar jantung, disebut angka sistol. Tekanan
darah turun saat bilik relaksasi. Angka kedua, yaitu yang lebih rendah adalah
hasil pengukuran tekanan saat bilik relaksasi dan mengisi darah, tepat sebelum
bilik-bilik ini berkontraksi lagi, disebut angka diastol.
Tekanan yang terdapat pada pembuluh darah memiliki prinsip kerja
seperti hukum Pascal. Hal inilah yang menjadi alasan apabila bagian tubuh kita
terluka darah akan mengalir keluar dari tubuh. Jantung adalah organ yang
memberikan tekanan pada darah sehingga darah dapat mengalir ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah. Dorongan darah pada dinding pembuluh darah ketika darah
mengalir melewatinya disebut tekanan darah. Agar tekanan darah tetap terjaga,
maka pembuluh harus terisi penuh oleh darah. Bila terjadi kehilangan darah
akibat kecelakaan atau penyakit, tekanan dapat hilang, sehingga darah tidak
dapat bergerak ke tempat yang diinginkan. Akibatnya, sel-sel tubuh akan mati
karena tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi. Para tenaga medis
menginjeksikan plasma pada orang yang mengalami pendarahan hebat agar darah
dapat mengalir ke tempat yang diinginkan. Plasma juga mengangkut senyawa kimia
penting lain juga yang disebut hormon, untuk dibawa dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain. Hormon dapat mengatur bermacam-macam fungsi tubuh
seperti pertumbuhan dan cara tubuh menggunakan makanan.
e. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
1. Serangan Jantung
Serangan jantung terjadi jika arteri koronaria yang terdapat pada
jantung tidak dapat mengirimkan darah yang cukup ke sel-sel jantung. Kondisi
ini dapat terjadi karena arteri koronaria tersumbat oleh lemak atau kolesterol.
Arteri koronaria merupakan pembuluh darah yang mengaliri otot jantung dengan
darah yang mengandung oksigen dan nutrisi. Tersumbatnya arteri koronaria akan
menyebabkan otot jantung berhenti beraktivitas jika sel-sel otot tidak menerima
oksigen dan nutrisi yang cukup. Gejala dari serangan jantung antara lain dada
terasa sakit, sakit pada bagian lengan dan punggung, napas pendek, dan kepala
pusing.
2. Stroke
Stroke merupakan suatu penyakit yang terjadi karena matinya
jaringan di otak yang disebabkan oleh kurangnya asupan oksigen ke otak. Asupan
oksigen ke otak kurang dapat terjadi jika pembuluh darah pada otak tersumbat
atau salah satu pembuluh darah di otak pecah. Sebuah fakta medis menyatakan
bahwa sebagian jaringan otak akan mati setelah 4 – 5 menit tidak mendapatkan
pasokan oksigen. Adanya pembekuan darah pada arteri akan menyebabkan aliran
darah menuju otak menjadi terhambat. Jika terjadi kematian jaringan otak, maka
jaringan tersebut tidak dapat digantikan. Stroke dapat menyebabkan penderita
kehilangan ingatan, kontrol kerja otot, ataupun fungsi kerja saraf. Munculnya
gangguan tersebut bergantung pada lokasi terjadinya kerusakan pada otak. sumber : ipapedia.co.id
Komentar
Posting Komentar